raja ampat

Melihat Apa yang Terjadi di Raja Ampat adalah Melihat Bagaimana Kapitalisme Selalu Tentang Serakah dan Keserakahan

Ada sebuah kesunyian yang tidak pernah benar-benar sunyi di Raja Ampat. Di antara desir angin yang menyapu gugusan pulau-pulau karst dan desir air laut yang bening sejernih ingatan, ada kecemasan yang mendesak harus dibicarakan. Kecemasan itu bernama tambang. Raja Ampat bukan sekadar gugusan pulau-pulau karang yang tampak eksotis dari brosur ekowisata. Ia adalah rumah. Ia […]

Melihat Apa yang Terjadi di Raja Ampat adalah Melihat Bagaimana Kapitalisme Selalu Tentang Serakah dan Keserakahan Read More »

Sementara Mereka Menebang, Kami Menanam.

Di kaki Gunung Salak, tanah yang dulunya berbicara dengan keheningan kini harus diam menyaksikan perubahan. Lembah Sukamantri yang dulu penuh dengan pohon-pohon purba, diramaikan suara burung dan kehidupan yang meresap dalam setiap helai daun, kini sedang diganti dengan hamparan hijau buatan bernama lapangan golf. Tempat orang-orang berseragam rapi berdiri di atas tanah yang tak lagi

Sementara Mereka Menebang, Kami Menanam. Read More »

Dari Kebun Narada, Iwul, hingga Rojava: Perawatan Adalah Jalan Pulang Menuju Keabadian

Tanah adalah ibu. Pernyataan ini bukan sekadar metafora puitik, melainkan penegasan akan relasi paling purba dan paling sakral antara bumi dan manusia. Tanah adalah tubuh kehidupan itu sendiri—menyerap air mata petani, menumbuhkan benih harapan, dan menyimpan nyawa dalam diam. Tapi dunia modern telah melupakan itu. Tanah tidak lagi dihormati sebagai ibu melainkan dijadikan komoditas, diukur

Dari Kebun Narada, Iwul, hingga Rojava: Perawatan Adalah Jalan Pulang Menuju Keabadian Read More »