Atas Nama Infrastruktur – Fanzine Narada Vol. 2
siapa sebenarnya yang diuntungkan dari pembangunan ini dan siapa yang harus membayar harga paling mahal?
Atas Nama Infrastruktur – Fanzine Narada Vol. 2 Read More »
siapa sebenarnya yang diuntungkan dari pembangunan ini dan siapa yang harus membayar harga paling mahal?
Atas Nama Infrastruktur – Fanzine Narada Vol. 2 Read More »
GERAKAN RIMPANG SEBAGAI JARINGAN KEHIDUPUNK Tak semua yang tumbuh membutuhkan izin. Tak semua yang bertahan harus terdaftar. Di dalam ruang kota yang dikonstruksi untuk memperkuat kontrol dan distribusi kuasa, selalu ada yang menyimpang. Bukan sebagai kesalahan, melainkan sebagai strategi bertahan. Sebab dalam sistem yang dibangun untuk menertibkan segalanya—dari arah mata angin sampai arah pikiran—menyimpang bukan
GERAKAN RIMPANG SEBAGAI JARINGAN KEHIDUPUNK Read More »
“Kebun Dunia dan Kebun Surga: Refleksi atas Tindak Kebaikan” Kebun surga belum tampak mata,Namun benihnya tumbuh dari cinta.Setiap sabar, setiap sedekah,Adalah tunas yang tumbuh megah. Di antara riuhnya zaman yang menanam deru dan panen debu, kebun tetap setia tumbuh dalam diam. Ia tidak berkoar, tapi meneduhkan. Tidak menuntut sorot, tapi merawat hidup dalam sunyi. Dalam
“Kebun Dunia dan Kebun Surga: Refleksi atas Tindak Kebaikan” Read More »
Dunia Butuh Lebih Banyak Perempuan yang Marah (Untuk para penyintas Mei 98 dan semua yang tak ingin dihapus dari sejarah) Ada satu kalimat yang bikin isi kepala kami mendidih minggu ini: “Tidak ada kekerasan terhadap etnis Tionghoa tahun 1998. Itu tidak pernah ada dalam sejarah kita.” itu kata Fadli Zon. Menteri. Kepala Kebudayaan. Kepala pelupa.
Dunia Butuh Lebih Banyak Perempuan yang Marah Read More »
MERANGKUS PENYEIMBANG ALAM pohon adalah penyeimbang alam daun yang gugur adalah kenangan batang yang tumbuh adalah harapan akar meresap dengan tanah ruang paham yang telah ia siapkan maka dari itu sadarilah… ; mengikat bumi, sumber kehidupan -2025 POHON, JIWA – JIWA KEHIDUPAN suatu hari nanti, saat kau kembali menjadi sebentuk pohon lalu bercengkerama bersama burung
Mistikus Kerinduan Pohon Read More »
Ada sebuah kesunyian yang tidak pernah benar-benar sunyi di Raja Ampat. Di antara desir angin yang menyapu gugusan pulau-pulau karst dan desir air laut yang bening sejernih ingatan, ada kecemasan yang mendesak harus dibicarakan. Kecemasan itu bernama tambang. Raja Ampat bukan sekadar gugusan pulau-pulau karang yang tampak eksotis dari brosur ekowisata. Ia adalah rumah. Ia
Di kaki Gunung Salak, tanah yang dulunya berbicara dengan keheningan kini harus diam menyaksikan perubahan. Lembah Sukamantri yang dulu penuh dengan pohon-pohon purba, diramaikan suara burung dan kehidupan yang meresap dalam setiap helai daun, kini sedang diganti dengan hamparan hijau buatan bernama lapangan golf. Tempat orang-orang berseragam rapi berdiri di atas tanah yang tak lagi
Sementara Mereka Menebang, Kami Menanam. Read More »
Tanah adalah ibu. Pernyataan ini bukan sekadar metafora puitik, melainkan penegasan akan relasi paling purba dan paling sakral antara bumi dan manusia. Tanah adalah tubuh kehidupan itu sendiri—menyerap air mata petani, menumbuhkan benih harapan, dan menyimpan nyawa dalam diam. Tapi dunia modern telah melupakan itu. Tanah tidak lagi dihormati sebagai ibu melainkan dijadikan komoditas, diukur
Dari Kebun Narada, Iwul, hingga Rojava: Perawatan Adalah Jalan Pulang Menuju Keabadian Read More »
Hidup manusia berjalan di antara dua jembatan: jembatan kenangan dan jembatan angan-angan. Ingatan bukan sekadar rak buku berdebu di sudut kepala kita. Ia adalah denyut sejarah pribadi, jejak langkah di pasir waktu yang membentuk siapa kita hari ini. Sementara lupa, baik disengaja atau tidak adalah ombak yang menghapus jejak itu perlahan-lahan. Kita kadang berusaha untuk
Memori dan Imajinasi Read More »
Sejak sabtu siang (26/4), hujan turun di Bogor tanpa henti — hujan yang sabar dan panjang, bukan yang terburu-buru mengguyur lalu hilang. Langit dilapis abu-abu berat, udara basah menjalar menyelimuti jalan-jalan, genting rumah, hingga dedaunan yang menggantung berat di udara lembab. Di antara hujan yang jatuh nyaris tanpa suara, saya dan seorang kawan memulai perjalanan
Dari Kebun Ke Meja: Sebuah Jamuan Tanaman Liar dan Hak Pangan Read More »